pacman, rainbows, and roller s

SAMBUNGANNYA


Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat.

Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa
Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan”
dirayakan di sebuah hotel Hollywood.

Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk
sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya
Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi
Presiden AS).

Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan
Marilyn dalam hal protokol.

Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau
“Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno!”

———————–

Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17
Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah
dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut
menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an.
Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk
kategori
film asing!

SABLENKS: hebat…Indonesia bisa menjadi sumber inspirasi untuk membuat
film….dapat penghargaan pula. Mudah2an peledakan bom Bali + JW
Marriot ga
dibikin filmnya…ntar dapat oscar utk semua kategori, hehehe.. :p

———————–

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh
Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan
disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru
disimpan
dengan baik oleh wartawan BM Diah.

Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana
Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti
Melik.

Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden
Soeharto,
setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

———————–

Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno
mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani
pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru
tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang
dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas!

“Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali
tentang jas
double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjikoroaminoto, yang
menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.

———————–

Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang
pernah
mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13
Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat
dan dr
Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber
bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil,
tetapi tak ada tempat.

Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan
itu.
Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno
melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali,
bersemburlah
air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur…

———————–

Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat
didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini.

Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan
peristiwa
penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik
proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan
sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.

Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor
harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan
dipublikasi
secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer
bersikap jujur pada Jepang?

———————–

Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi,
Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada
Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia.
Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”.

Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik,
seorang
industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai.
Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu
Mahatma
Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui
perjuangan Hatta.

Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu
adalah
Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena
tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar !” ujar tokoh
kharismatik
itu kepada Nehru

———————–

Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal
tersebut
menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu,
pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan
pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat
1894)
meninggal dunia.

———————–

Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli
Indonesia.
Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari
kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah
negara di
Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.

———————–

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat
Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk
mengenang co-proklamator Indonesia.

Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta.

Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan
fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan
dengan
memakai nama mereka.

———————–

Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar
lisan yang
diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986
Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

———————–

Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari
dua”
proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta,
Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat din hari itu ikut
menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya.

Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu
dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad
Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik.

“Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta
karena usulnya ditolak.

———————–

Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban
rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI.

Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan
satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda. Sebuah ujung revolver,
dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang
tentara
Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru.

Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di
Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang
mandi
sebuah pancuran air terjun.

———————–

Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun
waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu
kota,
yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi
(1948-1949).

———————–

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada
kenyatannya tidak prnah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau
tidak
pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

———————–

Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah
Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui
De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942,
Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang.

Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri
wayang
Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak
Sekutu.

Paa 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang
dengan
pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya
menyusul peristiwa G30S/PKI.

———————–

Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden
pertama RI,
bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret,
melainkan memanggil tukang sate !!!

Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi
sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate
bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).

“Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno.
Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor.

Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas
pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari
sebuah
negara besar yang baru berusia satu hari.

———————–

Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah
mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah
dilupakan oleh Bun Karno.

Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu
pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap
dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan
Belanda.

———————–

Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia
yang memiliki prestasi “luar biasa” dan tidak akan pernah ada yang
menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai
tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari
kemudian,
statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.



bywirosablenks